Tak Mungkin Menjadi Mungkin

 




Judul                : Tak Mungkin Menjadi Mungkin

Resume Ke      : 11

Gelombang      : 28

Tanggal            : 1 Februari 2023

Tema                : Mengelola Majalah Sekolah

Narasumber      : Widya Setianingsih, S.Ag.

Moderator         : Mutmainah, M.Pd.

Salam sejahtera buat semuanya dan bahagia selalu.

Bagaimana ya rasanya jika sekolah kecilku memiliki Majalah Sekolah sendiri? Duuh pasti keren sekali ya? Bagaimana tidak, didalamnya ada promosi sekolah, publikasi dan kreativitas guru  serta siswa. Wow, tapi bagaimana caranya. Mungkinkah sekolah kecilku bisa memilikinya. Pasti bisa dong. Kuncinya “MAU” kata Bu Widya.

Pertemuan ke-11 KBMN 28 kemarin membahas tentang cara mengelola majalah sekolah.  Materi itu disampaikan oleh Bu Widya Setianingsih, S.Ag dan didampingi oleh Bu Mutmainah M.Pd sebagai moderator.

Bu Widya adalah seorang guru di MI Khadijah Malang dan alumni KBMN 21 yang karirnya melesat dari peserta menjadi moderator sekaligus narasumber, kurator, dan sekarang merangkap menjadi editor juga penulis buku puisi "Laras-laras Makna dalam Kata".  Beliau juga menjadi pimpinan redaksi majalah sekolah yang bertajuk KHARISMA DI MI Khadijah kota Malang.  Luar biasa Bunda.

Bu Widya berbagi pengalaman tentang seputar majalah sekolah. Setiap sekolah tentu ingin dikenal oleh khalayak luas. Baik sekolah negeri, lebih-lebih sekolah swasta.  Selain itu sebagai lembaga formal, komunikasi, promosi, dan sosialisasi dengan orangtua, masyarakat sebagai STAKE HOLDER sangat diperlukan.  Semua itu dapat terjawab dengan hadirnya Majalah Sekolah.

Memiliki majalah sekolah sendiri tentu tidaklah mudah. Berkendala dari SDM yang kurang, biaya tidak ada dan dukungan dari sekolah yang kurang optimal.  Seperti yang dialami oleh Bu Widya. Sekolah beliau awal mulanya hanya ada dua orang yang merintis terbitnya majalah sekolah. Beliau berbagi tugas. Satu temannya sebagai pimred merangkap layouter sedangkan Bu Widya sebagai pemburu berita merangkap bendahara. Waktu itu majalahnya berukuran setengah kertas folio.   Dan untuk mencetaknya menggunakan mesin fotochopi.  Untuk Layoutnya  dengan cara gunting dan tempel.

Kemampuan menulis apa adanya bukan soal.  Yang penting bisa berbagi informasi, berita, dan cerita tentang siswa.   Akhirnya majalah pertama sekolah,  bisa sampai ditangan anak-anak didik.

Perjalanan Majalah sekolah yang apa adanya tersebut berjalan hingga dua tahun. Tetap dengan dua crew yang bertugas rangkap.  Sampai akhirnya di tahun ketiga majalah Kharisma dilepas karena  SDM yang terbatas dan dana menjadi kendala utama.  

Dua tahun Kharisma melakukan hibernasi.  Selama  tidur panjang sibuk berbenah.  Crew Majalah dilengkapi.  Mulai dari penasehat, penanggung jawab, pimred, bendahara, editor, layout, hingga 4 orang pemburu berita. Proposal yg detil diajukan pada pihak yayasan/sekolah. Mencari solusi pendanaan selain dari dana BOS.  Mempercantik tampilan hingga ke percetakaan.  Mempertebal muatan bergizi dari isi majalah.  Finally "KHARISMA REBORN" ...💞

Tahun 2010 beliau dipercaya untuk menjadi Pimred. Hal yang berat memang. Tapi beliau percaya  dengan adanya crew yang saling membahu.  Hingga sekarang beliau masih memegang  amanah itu.

Kunci utamanya adalah MAU.  Insyaallah semua akan diberi kemudahan.  Ibarat kita berjalan ada tembok menghadang. Cari jalan lainnya. Entah harus memutar, ataukah mencari jalan lain yg sepadan.  Artinya setiap kesulitan ada dua kemudahan yang Allah siapkan.  Tetapkan niat, dan insyaallah tiba-tiba ada jalan yg terbentang.  Jangan takut mencoba, maka kita akan tetap stuck di tempat.  Ada rintangan, halangan itu hal yg biasa. Apalagi saat mengawali. Berat memang... Tapi bukan berarti itu TAK MUNGKIN dan TAK ADA SOLUSI. 

Selanjutnya bu Widya meminta kami para peserta untuk menulis di blog tentang serba-serbi sekolah kami, dalam waktu 15 menit disertai foto. Menggunakan bahasa yang ringan, menarik, informatif dan komunikatif.  Linknya dishare di WAG. Kisah-kisah perjuangan di sekolah dituliskan.  Tiga pemenang akan mendapatkan buku dan majalah Kharisma dari beliau.  

Ibu moderator  memberikan  apresiasi ketika teman-teman yang menulis tantangan melebihi 20 blog. Bu Widya menyambut dengan kalimat "Mantapp  👏👏👏👏... Tandanya semua bisa dan siap menjadi pimred majalah sekolah masing masing."  Wow, luar biasa teman-teman peserta.

Langkah-langkah menerbitkan majalah sekolah adalah: 

1. Menyatukan ide dan gagasan. Mencari teman-teman yang memiliki jiwa literasi dan organisasi. Membentuk susunan redaksi majalah

2. Mengajukan Proposal.  Membuat proposal meliputi latar belakang, tujuan, susunan redaksi, anggaran dana dsbnya. 

3. Membuat rancangan majalah. Menentukan nama majalah, isi berita, pendanaan dll.  

4. Mencari rekanan pendukung. Percetakan, sponsor dll

5. Melakukan sosialisasi ttg manfaat, pentingnya suatu majalah pada orngtua. 

 Cara yang paling sederhana untuk memulai membuat majalah sekolah yaitu:

 Yang pertama membuat mading. Biasakan mengganti mading secara berkala. 

Yang kedua membuat buletin saja. Lebih sempit beritanya dan berita tidak harus terlalu luas. Sehingga tidak terlalu tebal.

Alhamdulillah, ilmu yang luar biasa Bu. Semoga Alah lancarkan segala urusan Ibu. Ilmunya sangat bermanfaat dan menginspirasi. Kuncinya jangan pernah takut mencoba sesuatu yang baru. Kerja keras dan tetap semangat. Salam literasi

Cisarua 06 Februari 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mesiu dari Om Jay

Tips Menulis Bigrafi dari Bunda Lely

Angka Kredit Buku