Kiat mengatasi Writer's Block
Judul : Kiat mengatasi Writer's Block
Resume ke : 7
Gelombang ke : 28
Hari / tanggal : Senin 23 Januari 2023
Tema : Writer's Block
Nara sumber : Ditta Widya Utami, S.Pd
Moderator : Raliyanti, S.Sos.,M.Pd
Assalaamualaikum wr.wb. Salam bahagia dan sejahtera selalu bagi kita semua.
Tak terasa kegiatan pelatihan KBM Gelombang 28 yang dilakukan secara virtual sudah memasuki hari ketujuh.
Pertemuan kali kini akan ditemani oleh dua orang yang cantik yaitu Ibu Raliyanti dengan sapaan akrab Ibu Rali yang akan menjadi moderator. Ibu Rali dulunya juga peserta Kelas Menulis di gelombang 20 bersama Pak Dail dan bu Helwiyah.
ibu Ditta yang menjadi narasumber. Beliau berhasil mengumpulkan resume dan berhasil memiliki karya buku.
Agenda kegiatan pertemuan ke-7 terdiri atas:
1. Pembukaan
2. Paparan Materi
3. Tanya Jawab
4. Penutup
Utk tanya jawab nanti bisa langsung japri saya di nomor: 081586462152.
Buku pertamanya berjudul "Wujudkan Mimpi Terbitkan Buku" kemudian di tahun berikutnya lahir buku solo yg kedua dengan judul "Guru di Era Digital". Selain itu, ada 17 judul buku antologi baik fiksi mau pun. Semua ini terwujud karena termotivasi dari teman komunitas ini dan mendapat support serta ilmu dari narasumber hebat dan ikhlas berbagi tanpa pamrih. Masya Allah, luar biasa ya teman-teman.
Selanjutnya moderator memperkenalkan narasumber. Nama lengkap beliau adalah
Ditta Widya Utami, S.Pd.Gr. adalah salah satu guru IPA di SMPN 1 Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat. Buku Karya tunggal antara lain:
• Precious (2017-2019),
• Mengapa Tak Kau Tanyakan Saja (2019)
• Djogja Backpacker (2019)
• Buku "Lelaki di Ladang Tebu" (2020)
• Buku "Membongkar Rahasia Menulis" (2021)
• Buku "Sepenggal Kisah Corona"
Selain buku tunggal juga terdapat beberapa buku antologi bersama teman-teman Gelombang Ke-7.
Dalam kalimat pembukanya beliau mengatakan "Siapa pun yang ingin menjadi penulis andal, maka harus siap dengan prosesnya.Tak bisa instan tentunya. Diperlukan jam terbang yang cukup banyak agar bisa menjadi seperti Omjay, Bunda Kanjeng, Pak Dail, Bunda Aam, Bu Rali, Mr. Bams, Prof. Eko, dan lainnya yang tak bisa saya sebut satu per satu. Tulisan itu bisa menjadi Self Healing bila kita menjalani dengan bahagia. Dengan menulis bisa menjadi salah satu penghilang depresi.
Kebiasaan menulis banyak memberikan manfaat. Seperti yang diungkapkan oleh narasumber. "Ketika kuliah, saya pernah membuat buku Petualangan Kimia bersama rekan saya dan diikutsertakan dalam Lomba Kreativitas Mahasiswa di Jurusan. Alhamdulillah meraih posisi kedua.
Di saat kuliah juga, saya menulis proposal bersama teman-teman dan kami berhasil mendapat dana hibah untuk asosiasi profesi dari Dikti hingga 40 juta." Bahkan saya berkesempatan menulis bersama Prof. Eko. Alhamdulillah menjadi 1 di antara 9 orang (angkatan pertama tantangan Prof. Eko) yang bukunya terbit di penerbit mayor. Karena terbiasa menulis juga, alhamdulillah saya bisa menyelesaikan esai di seleksi Calon Pengajar Praktik Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3 dan lulus. Alhamdulillah saat ini sedang bertugas lagi di Angkatan 6." Luar biasa Bu.
Disadari maupun tidak menulis itu memiliki banyak manfaat . Ada yang menulis karena hobi, kebutuhan, tuntutan profesi, dan lain sebagainya. Apa pun alasannya, aktivitas menulis memang tak bisa lepas dari kita sebagai makhluk yang berbahasa dan berbudaya.
Lalu apa kaitannya dengan writer's block?
Pertama, aktivitas menulis itu maknanya luas. Ada tulisan pribadi dalam bentuk diary, ada karya tulis ilmiah, ada cerpen, artikel, resume, dsb.
Menulis adalah kata kerja yang hasilnya bisa sangat beragam. Oleh karena itu tak hanya novelis, cerpenis, jurnalis atau blogger, namun ada juga copywriter yg tulisannya mengajak orang untuk membeli produk, ada content writer yang bertugas membuat tulisan profesional di website, ada script writer penulis naskah film/sinetron, ada ghost writer, techincal writer, hingga UX writer, dll.
Faktanya, penulis-penulis tersebut masih bisa terserang virus WB alias Writer's Block. Tak peduli tua atau muda, profesional atau belum, WB bisa menyerang siapa pun yang masuk dalam dunia kepenulisan. Oleh karena itu, penting bagi seorang penulis untuk mengenali WB dan cara mengatasinya. WB bisa menjangkit dalam hitungan detik, menit, hari, minggu, bulan, bahkan tahunan.
Tergantung seberapa cepat kita menyadari dan mengatasinya. Sederhananya, WB adalah kondisi dimana kita mengalami kebuntuan menulis. Tak lagi produktif atau berkurang kemampuan menulisnya. Hal ini bisa terjadi dengan disadari atau pun tidak.
Istilah writer's block sebenarnya sudah ada sejak tahun 1940-an. Diperkenalkan pertama kali oleh Edmund Bergler, seorang psikoanalis di Amerika.Berkaca dari pengalaman, WB ini bisa terjadi berulang. Me-reinfeksi kita sebagai penulis. WB ini bagai "virus" yang sesekali bisa aktif bila kondisinya memungkinkan.
Ibarat penyakit, tentu akan lebih mudah disembuhkan bila kita mengetahui faktor penyebabnya, bukan?
Begitu pula dengan WB. Agar bisa terhindar atau segera terlepas dari WB, maka kita perlu mengenali penyebabnya.Berikut adalah beberapa hal yang dapat mengakibatkan WB:
1. Mencoba metode/topik baru dalam menulis sebenarnya bisa menjadi penyebab sekaligus obat untuk WB.
Misal ketika jadi penyebab: Ada orang yang senang menulis cerpen atau puisi. Kemudian tiba-tiba harus menulis KTI yang tentu saja memiliki struktur dan metode penulisan yang berbeda. Bila tak lekas beradaptasi, bisa jadi kita malah terserang WB.
Lalu bagaimana ini bisa menjadi salah satu obat WB? Jawabannya akan berkaitan dengan faktor penyebab WB yang kedua dan ketiga.
Dalam Kamus Psikologi, stres diartikan sebagai ketegangan, tekanan, tekanan batin, tegangan dan konflik. Lelah fisik/mental akibat aktivitas harian yang padat juga dapat memicu stress. Pada akhirnya, jangankan menulis, kita bisa merasa jenuh dan suntuk. Akhirnya terserang WB. Maka, cobalah hal baru dalam menulis bisa jadi itu akwn menjadi alternatif solusi.
Mempelajari hal-hal baru yang berbeda dg sebelumnya pasti menyenangkan. Istirahatlah sejenak dan lakukan hal yang disukai untuk refreshing.
2. Membaca buku-buku ringan untuk cemilan otak juga bisa jadi solusi mengatasi WB. Biar bagaimanapun, WB bisa terjadi karena kita belum bisa mengekspresikan ide dalam bentuk kata.
Dengan membaca, kita bisa menambah kosa kata. Pada akhirnya, jika diteruskan insya Allah bisa sekaligus mengatasi WB.
3. Terlalu perfeksionis.
Jangan terlalu memikirkan apakah tulisan kita sudah sesuai kaidah atau belum, niscaya ĺtu tidak akan pernah rampung. Kondisi menulis dimana kita tidak memikirkan salah eja, salah ketik, koherensi dsb ternyata dalam dunia psikologi dikenal dengan istilah free writing atau menulis bebas.
Keren keren..paparan yang bikin renyah. Selanjutnya adalah sesi tanya jawab.
1. Nurhasnah dr UPT SMP N 2;
Apa tips ibu menulis dalam bahasa inggris.sementara jurusan ibu ipa
Jawab:
Betul, saya dan teman-teman di Subang ditugaskan dua kali. Hal ini sesuai surat edaran dari Kemdikbud yang intinya bila pernah menyelenggarakan PGP, maka PP diambil dari angkatan sebelumnya, jika kurang akan ditambah dg PP baru dg seleksi reguler.
2. Mugiarni dari Kabupaten Tangerang; Bagaimana cara memulai untuk memperkenalkan budaya digital pada anak SD.
Jawab: https://www.kompasiana.com/amp/ditta13718/62f536faa51c6f7f06629172/literasi-digital-kemkominfo-bagian-1-literasi-dan-budaya-digital
Untuk menjawab pertanyaan pertama, artikel yang pernah saya buat mungkin bisa sedikit menambah wawasan kita terkait Budaya Digital.
https://www.kompasiana.com/ditta13718/62f53edba51c6f0496200b63/literasi-digital-kemkominfo-bagian-2-etika-digital.
3. Indah - Banjarnegara
Bagaimana cara mengatasi WB saat kita mengikuti 3 pelatihan sekaligus,, seperti yang saya alami saat ini, saya mengikuti pelatihan KBMN 28, tapi juga minat dengan tantangan Prof. Ekoji, dan juga program dari pak Dail...semuanya hanya membutuhkan waktu singkat, kadang kalo digunakan untuk membaca-baca seperti ada waktu yang hilang, mohon pencerahannya agar semuanya dapat terselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan
Jawab: Kalau saya di posisi Ibu, saya akan membuat skala prioritas dan jadwal menulis. Insya Allah ketiga-tiganya akan bisa dijalani dengan baik asal kita istiqomah dengan jadwal yang telah kita tetapkan. Cari dan kenali waktu emas
Menulislah di waktu terbaik tersebut. 😊
4. Wahyuning Jakarta Pusat; Berikan tips dan trik dari Bu Dita agar bisa menyelesaikan satu persatu karya yang masih menjadi draft di laptop?
Jawab; Tips dari saya, coba buka kembali kemudian kelompokkan dan jadikan buku. Siapa tau bisa jadi buku. Kuatkan tekad, olah kembali.
Kalau bisa sambil membuat daftar isi. Mulai dari akhir (bayangkan bukunya sudah jadi, bukan sekedar draft lagi).
Mari kita ingat bersama bahwa menulis adalah kata kerja. Artinya harus dilakukan baru ia akan bermakna.
5. R. Agung PS Jakarta;
Saya sudah merasakan writer's block ketika tulisan saya sedikit yang membaca. Muncul di sana keengganan untuk menulis lagi. Apakah yang harus saya lakukan. Menulis dengan topik aktual tetapi kurang dikuasai, atau terus menulis tanpa menghiraukan jumlah pembaca?
Jawab: tergantung niat. Prof Eko menyarankan agar kita menulis sesuai dengan minat kita atau yang kita kuasai. Tetap konsisten menulis dan berbagi tulisan, atau ikut kelas menulis khusus untuk freelance seperti ghost writer, content writer, dll
Niatkan untuk berbagi pengalaman. Jangan jadikan jumlah pembaca sebagai patokan. Karena setiap penulis akan menemukan takdir pada para pembacanya. Yakin, bahwa setiap tulisan yang kita buat akan tetap bermanfaat walau hanya untuk satu orang. Bukankah, satu tulisan yang bermanfaat atau menginspirasi bagi satu orang, akan lebih baik daripada tulisan yang dibaca banyak orang tapi mudah dilupakan?
6. Rahman, Sumenep, Bagaimana caranya menghilangkan rasa keragu-raguan saat menulis, karena ide mandek di tengah jalan.
Jawab: Yuk, menulis dengan teknik free writing alias menulis bebas.
7. Maria Ulfa, Lombok,
Apa yang paling penting dipersiapkan utk menjadi seorang penulis.
Jawab: Mental seorang penulis.
Masih banyak lagi pertanyaan teman-teman yang hebat. Semoga semuanya tetap semangat dalam menulis. Amiin. Salam literasi
Cisarua, 28 Januari 2023
Komentar
Posting Komentar